selalu merindukan senyuman itu

Surabaya, 25 Oktober 2013
 
Ceritanya malam ini saya berbagi dengan ibu-ibu binaan salah satu badan semi otonom pelayanan umat, di organisasi kami. Memang sudah beberapa kali saya merasakan berbagi dengan para mahasiswa,siswa sekolah, ataupun adik binaan di lembaga sosial. Tapi untuk hal yang satu ini, rasanya sungguh sangat berbeda. Entah mungkin karena baru pertama kali, ada perasaan sungkan berbagi dengan orang yang sudah makan asam garam pengalaman lebih banyak dari saya.

Kalo saja saya tidak dipaksa oleh bapak direktur di organisasi kami, mungkin saya tak mau. Tetapi dengan bermodal nekad dan bismillah, mengharap kemudahan dari-Nya. Akhirnya, saya pun berbagi inspirasi dengan para ibu-ibu binaan. Dengan membuka perkenalan diri, sontak ibu-ibu tersenyum sambil mendengarkan saya dengan logat sunda yang khas. Tanpa disadari semuanya berjalan dengan normal dan tak ada halangan berarti.

Buat saya pribadi, alangkah bahagia melihat senyum ibu-ibu tadi, seolah bertemu dengan ibu kandung sendiri. Saya selalu percaya bahwa ibu-ibu inilah pembangun generasi harapan peradaban, kalau orang bijak bilang takkan ada laki-laki hebat tanpa wanita hebat, maka takkan ada anak-anak hebat tanpa ibu-ibu yang hebat pula. Maka tak ada salahnya kita turut andil berbagi sedikit pengalaman yang sudah dimiliki, walaupun hanya sekedar seberkas senyum kita yang terpancar pada meraka, itulah justru yang membuat mereka selalu semangat untuk menjalani kehidupan.

Seperti kata Manusia Paripurna, Rasulullah Muhammad Saw.:
“Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar)

#kontemplasimahasiswaessatu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Asal Tasik, Jadi Duta Indonesia ke Amerika

Mahasiswa IDEAL: Disiplin, Solutif, Prestatif, dan Komunikatif