Ilham Azmy

Mahasiswa sebagai agen peradaban mempunyai peran penting dalam menentukan nasib peradaban bangsa ini ke depan. Bagaimana tidak, karena sejatinya seorang mahasiswa harus bisa menjadi agent of change (agen perubahan) dari keadaan bangsa saat ini menuju masa depan bangsa yang lebih baik. Terlebih dari itu, jutaan rakyat Indonesia telah menganugerahi kata “Maha” kepada para siswa yang menempuh studi di perguruan tinggi. Hal ini tentu sebuah penghargaan yang tinggi dari masyarakat bangsa ini, namun sesungguhnya dibalik itu semua tersimpan tanggung jawab yang besar di pundak para mahasiswa tentunya. Selain itu pula, mahasiswa memegang peran an penting dalam estafeta kepemimpinan bangsa ini. Coba kita tengok, siapa yang menggulingkan rezim Orde Baru? Ya, tentu jawabaannya adalah para mahasiswa. Dan pahlawan reformasi, pejabat-pejabat yang saat ini sedang duduk di puncak pemerintahan bangsa ini, siapakah mereka dulunya? Ya, sekali lagi mereka dulunya adalah para mahasiswa. It

Jumat-Minggu, 24-26 September 2010. Hari itu merupakan hari yang bersejarah bagi mahasiswa baru ITS angkatan 2010. Bagaimana tidak, hari itu adalah kegiatan pengkaderan massal (PM) di ITS yang diselenggarakan oleh BEM ITS. Pengkaderan massal tahun ini bertajuk “GERIGI ITS 2010 (Generasi Integralistik ITS 2010)”. Generasi Integralistik ITS 2010 Acara pun dibuka ketika Jumat sore di Taman Alumni ITS Surabaya. Lebih dari 2000 mahasiswa baru dari berbagai jurusan di ITS mengikuti kegiatan ini yang menyebabkan lapangan Taman Alumni menjadi penuh sesak. Presiden BEM ITS, Dalu Nuzlul Kirom memberikan sambutan pada kegiatan ini. Beliau menegaskan betapa pentingnya peran mahasiswa bagi perubahan bangsa Indonesia ke depan yang lebih baik. Tak hanya itu, para maba pun dibuat terpukau dengan sedikit nyanyian beliau tentang mahasiswa, “Datang dari barat, datang dari timur… Mahasiswa”, begitulah sang Presbem sedikit menyegarkan suasana pembukaan kegiatan Gerigi ITS tersebut. Kegiatan tersebut b

Momen yang sangat langka ! Mungkin itulah sedikit kata-kata yang bisa menggambarkan apa yang terjadi saat itu. Ya, bertemu dengan sosok penting di negeri ini, adalah momen yang sangat blangka bukan. Dan itulah yang terjadi ketika bulan Ramadan 1431 H di Masjid Manarul Ilmi ITS, Surabaya. Masjid kampus yang merupakan nafas islam di kampus ITS itu seperti biasa selalu melaksanakan Buko Bareng (Buka Bersama,red) ketika menjelang magrib, dan melaksanakan ibadah salat tarawih berjamaah. Namun, ada yang berbeda ketika waktu itu 22 Agustus 2010, secara tiba-tiba Masjid Manarul Ilmi ITS penuh dengan para jama’ah. Hal ini mengherankan, karena tanggal tersebut merupakan pertengahan bulan Ramadan, dan sebelum-sebelumnya masjid tak pernah diisi jama’ah salat tarawih sepenuh ini. Ternyata, selidik punya selidik, pada malam itu, sesuai pengumuman panitia RDK ’31 (Ramadan di Kampus, red) akan datang Mendiknas RI, Prof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA. Dan waktu yang ditunggu pun tiba, Pak Nuh datang dari ara