Mahasiswa Asal Tasik, Jadi Duta Indonesia ke Amerika


Tulisan dimuat di Harian Umum Kabar Priangan

Menjadi duta bangsa dan bisa terbang ke luarnegeri, tentulah menjadi impian banyak orang. Nah, pengalaman tersebut baru saja Ilham Azmy dapatkan pada 18-22 Oktober 2012 silam,Ilham yang merupakan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember asal Tasikmalaya ini berhasil terpilih sebagai salahsatud ari 15 orang delegasi Indonesia dala macara One Young World Summit di Pittsburgh, Amerika Serikat. 


Ilham sendiri terpilih karena telah melakukan proyek social-community development terkait pengembangan teknologi komunitas pengusaha kecil jamur tiram di Ponorogo, JawaTimur. Ia juga menuturkan bahwa acara One Young World Summit ini merupakan pertemuan para pemuda yang telah melakukan perubahan di negaranya masing-masing. Tercatatlebih dari 1300 delegasi dari 159 negara yang hadir pada acara tersebut.

Bebarapa isu global yang diangkat dan dibahas dalam forum tersebut adalah education, social business, leadership and governance, health, dan sustainable development. Tidak luput pula pembahasan global mengenai pemberantasan buta huruf, kemiskinan, dan kampanye perdamaian dunia juga dibahas dalam forum tersebut. Dalam acara One Young World Summit ini juga turut hadir tokoh-tokoh dunia seperti mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, mantan Sekjen (Sekretaris Jenderal) PBB Kofi Annan, dan peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus. Bill Clinton banyak menyampaikan perjuangannya dalam menegakkan demokrasi ketika ia masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Sedangkan Kofi Annan menyampaikan pengalamannya dalam mengampanyakan perdamaian dunia ketika ia menjabat sebagai Sekjen PBB. 

Namun, yang paling menarik tentulah pada sesi peraih nobel perdamaian Muhammad Yunus, ia menuturkan tentang pengalamannya mendirikan dan membangun Grameen Bank (Bank Orang Miskin) di Bangladesh. Ceritanya dimulai ketika Grameen Bank mulai dibangun dari kumpulan anak-anak jalanan serta pengemis di Bangladesh sana, yang kemudian diberikan modal untuk berwirausaha demi turut serta dalam membangun Grameen Bank. Hingga kini, Grameen Bank sudah memiliki jaringan hampir lebih di 50 negara. Sosok peraih gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai negara tersebut juga turut menjelaskan tentang konsep entrepeneurship. Menurut pandangannya, entrepeneurship tidak hanya bicara bagaimana membuat seseorang menjadi kaya, tetapi entrepeneurship membicarakan bagaimana seseorang bisa lebih banyak bermanfaat bagi sekelilingnya. Karakter tersebutlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap entrepreneur, sehingga tidak lahir para entrepreneur yang berjiwa kapitalis. 



Belajar Membawa Budaya Barat yang Baik ke Indonesia
Tak hanya mengikuti forum tersebut, Ilham juga banyak belajar tentang budaya dan nilai-nilai yang dikembangkan oleh orang-orang Barat yang hadir dalam acara tersebut. Tak seperti disangka budaya orang Barat yang kebanyakan dinilai negatif, Ilham melihat bahwa di sisi lain mereka juga memiliki budaya yang baik pula. Beberapa diantaranya adalah budaya kedisiplinan, budaya apresiasi, dan budaya 3S (senyum-sapa-salam). 
Budaya kedisiplinan jelas terlihat ketika Ilham mengikuti setiap sesi demi sesi dalam acara One Young World Summit tersebut yang sangat menekankanakan budaya on-time. Bahkan, peserta yang sudah terlambat, tidak diizinkan untuk masuk ke dalam venue acara tersebut. Hal ini tentu menandakan betapa budaya kedisiplinan sangat menjadi habit di negara-negara Barat sana. 

Selanjutnya, budaya yang sangat menginspirasi yakni itu budaya apresiasi. Hal ini terlihat ketika forum yang dipenuhi antusiasme peserta dalam bertanya dan memberikan apresiasi kepada setiap pembicara dan peserta dengan applause yang sangat meriah. Tentu sangat berbeda, dengan di Indonesia yang belum memiliki budaya apresiasi yang baik dan malah budaya yang muncul adalah budaya saling menjatuhkan.Budaya apresiasi inilah yang patut untuk dicontoh, sehingga orang-orang tidak akan minder, berani untuk unjukgigi di setiap kesempatan, dan merasa mendapatkan penghargaan.

Budaya yang tak kalah mempesona di Barat sana adalah budaya 3S (senyum-salam-sapa). Mereka terbiasa ketika bertemu dengan orang-orang, baik dikenal ataupun tidak, memberikan senyuman dan salam. Tentunya itu budaya yang sangat baik, yang seharusnya bisa kita aplikasikan sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi budaya kesopanan dan adab-adab ketimuran.Benang merah yang didapat Ilham dalam budaya yang dibiasakan ketika menghadiri acara tersebut adalah respect of time, respect of people, dan respect of system. Ilham pun bertekad akan membawa dan membiasakan budaya baik tersebut di Indonesia.

Dari acara One Young World Summit tersebut, goal sebenarnya yang diharapkan adalah para pemuda yang hadir dapat lebih termotivasi untuk melakukan perubahan-perubahan positif di negaranya masing-masing, yang dapatberefek bagi perubahan global. Oleh karena itu, sepulang dari Amerika, Ilham bertekad akan lebih banyak melakukan aksi dan terjun langsung ke masyarakat dalam upaya memberantas kemiskinan, da nmengampanyekan perdamaian dunia. Ilham yakin bahwa kelak, Indonesia bisa menjadi salahsatu bagian menyongsong perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Hal itu disebabkan sesungguhnya Indonesia memiliki potensi itu semua, dan keberhasilan tersebut bergantung pada kapabilitas kita sebagai warga Indonesia. Maju melakukan perubahan atau mundur melakukan pemaluan Indonesia kepada mata dunia. Kita memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah, sumber daya manusia yang lebih dari cukup, dan daya dukung lainnya untuk melakukan perubahan yang nyata bagi Indonesia untuk dunia. Mari bergerak!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa IDEAL: Disiplin, Solutif, Prestatif, dan Komunikatif