Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2008

"Rapat MPK SMA Al Muttaqin Bersama Pihak Sekolah"

Gambar
Pada hari Selasa, 25 November 2008 pukul 14.15 WIB para jajaran MPK SMA Al Muttaqin mengadakan rapat konsolidasi dengan pihak sekolah. Dalam rapat tersebut hadir pula Bapak Dedi Sugandi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Al Muttaqin, Bapak Ilam Maolani, M.Pd. selaku Wakasek Kurikulum SMA Al Muttaqin, Bapak In In Kadarsolihin, S.S selaku Wakasek Kesiswaan SMA Al Muttaqin, serta Bapak Aep Saefulloh, S.Pdl. selaku Wakasek Sarana SMA Al Muttaqin. Agenda rapat tersebut yakni penyampaian aspirasi siswa kepada pihak sekolah. Banyak hal yang dibicarakan dalam agenda rapat tersebut, termasuk masukan serta kritik dari para siswa terhadap sekolah. Hal ini sangat positif sekali karena dapat membangun nuansa sekolah yang “enjoy” untuk para siswa kedepannya. Pak Dedi selaku Kepsek SMA Al Muttaqin juga sangat antusias mengikuti rapat tersebut.

"Aku ketemu sama Menteri Riset dan Teknologi"

Gambar
BAGAI mendapat durian runtuh. Sebuah perasaan dan pengalaman yang sulit terlukiskan oleh dua siswa SMA Al Muttaqin, Ilham Azmy dan Ihsan Budi Rachman yang beberapa waktu lalu diundang oleh ITB pada acara peresmian Faculty House FMIPA ITB dan Museum Astronomi Indonesia. Bukan hanya dikarenakan menjadi salah satu dari 5 SMA di Indonesia yang diundang, namun mereka berdua, bahkan berbincang dan berdiskusi dengan beberapa tokoh Indonesia. Pak Menristek (Menteri Riset dan Terknologi), Prof. Dr. Kusmayanto Kadiman pun ambil bagian dalam acara ini. Perasaan segan dan grogi sempat menghinggapi perasaan dua utusan SMA Al Muttaqin ini ketika bersua dengan Pak Menteri. Bayangan Pak Menteri yang protokoler dan kerapkali digawangi oleh ajudan-ajudannya, lepas seketika manakala dengan penuh keakraban dan kebapakan Pak Menteri menyapa, seperti ayah ke anaknya. Banyak hal yang bisa terjadi. Di awal perjumpaan, Pak Menteri malah menyapa duluan anak SMA yang ada di forum itu. Selevel menteri begitu akra

“KETIKA AKU MENJADI GURU, AKU AKAN MENGUBAH INDONESIA" dalam refleksi Hari Guru

Guru adalah sebuah profesi yang amat membanggakan. Betapa tidak, guru merupakan aset sebuah negara dalam memajukan pendidikan di suatu negara tersebut. Tapi terlepas dari hal itu, dewasa ini Indonesia khususnya malah terjebak dalam krisis di berbagai bidang. Apakah itu memang sepenuhnya kesalahan guru dalam mendidik generasi bangsa ini? Tentu tidak, kita harus melihat dari berbagai komponen seperti pola manajemen yang carut-marut di Indonesia ini. Jadi, kita semestinya tidak menyalahkan dan tidak memandang remeh profesi guru tersebut. Memang jika kita ingin menjadi guru pada masa ini, banyak tantangan yang lebih kompleks di depan mata yang akan menghadang. Tetapi apabila aku menjadi seorang guru, aku akan mencerdaskan anak didikku, karena itu merupakan salah satu amanah UUD 1945. Banyak cara dalam hal mencerdaskan anak didik, salah satunya aku harus memberikan suri teladan yang baik bagi anak didikku. Kita tahu pada saat ini sebagian guru tidak memberikan teladan yang baik kepada ana