kesyukuran, buah kesuksesan
Surabaya, 12 November 2013
Alkisah, hari
ini saya menghadiri visitasi akreditasi ITS. Setelah sepekan sebelumnya
dilakukan briefing persiapan bersama pihak kemahasiswaan ITS, akhirnya hari ini
kami dikumpulkan di gedung Rektorat ITS untuk bertemu langsung dengan tim
asesor. Dan memang yang hadir dari perwakilan mahasiswa pun bisa terhitung
dengan jari, yang juga “dipilih” oleh pihak ITS.
Dari mulai Mapres kampus, fungsionaris
BEM,UKM, pegiat Maritim Challenge, Mobil Surya, hingga perwakilan mahasiswa
S2-S3, bahkan mahasiswa luar negeri. Dan gak tahu kenapa juga saya termasuk
dalam undangannya juga.. Hehehe.. Beberapa saat kemudian setelah membuka forum, para
asesor dari BAN-PT tersebut mulai memperkenalkan dirinya masing-masing. Tak
disangka, ternyata yang menjadi asesor akreditasi ITS kali ini adalah
perwakilan dari beberapa kampus terkemuka di Indonesia, seperti ITB,UI,UGM,Undip,
dan Unhas.
Sambil menyimak
dengan seksama, tiba-tiba memori saya berlari beberapa tahun ke belakang, saat
masih merasakan masa-masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa, yang memang
masa itu menjadi masa “galau” yang pernah saya alami. Ya, tak disangka ternyata
dari asal keempat asesor tersebut adalah merupakan kampus tujuan saya semasa akan
beranjak ke bangku kuliah. Bahkan, keempat-empatnya saya coba, tapi takdir
berkata lain, tiga failed, dan satu berhasil, walaupun tak sesuai harapan.
Setelah sesi
perkenalan selesai, para asesor pun langsung memborbardir kami dengan berbagai
pertanyaan seputar prestasi, kondisi, dan harapan kampus perjuangan ini.
Akhirnya setelah beberapa mahasiswa berpendapat, saya pun juga turut
memberanikan diri untuk bisa mengutarakan isi hati seputar semangat diri dan
dukungan kampus perjuangan dalam membentuk pribadi saya hingga saat ini. Buat
saya, motivasi diri saja tidak cukup, tetapi lingkungan kampus yang kondusif
pun turut membantu mahasiswanya untuk tumbuh berkembang. Dan kampus perjuangan
ini telah mengajari banyak hal, dinamika pergerakan mahasiswa yang massif,
iklim keilmiahan & keprofesian yang kondusif, dan lain sebagainya.
Maka,dalam hal
ini saya ingin sampaikan bahwa kesyukuran adalah hal terpenting dalam
kehidupan. Kadangkala memang kenyataan tak sesuai dengan impian, atau
barangkali pikiran kita yang terlalu sempit dalam memandang sesuatu sehingga
yang ada hanya penyesalan tanpa berbuat perubahan. Mungkin bisa jadi kalo saya
tidak berada di ITS sekarang, saya takkan sampai pada fase ini.
Saya selalu
meyakini bahwa makna kesuksesan itu tidak dibatasi dengan kondisi materil,
lingkungan, atau bahkan keturunan. Kesuksesan sejati adalah ketika kita
berusaha dengan keras untuk mencapainya, berdoa sekuat hati, dan tawakal dengan
hasil apapun yang sudah digariskan oleh-Nya.
Akhirnya,
keyakinan jualah yang harus selalu tertancap mendalam, seperti Allah firmankan:
“. . . . Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS. Ibrahim:7)
#kontemplasimahasiswaessatu
Komentar