"Ibuku Sayang"

Hidup yang kita lewati terasa begitu indah karena sang pencipta menganugerahkan segala kenikmatannya bagi kita semua. Tapi pernahkah kita memikirkan dari mana kita berasal? Mungkin ada satu sosok yang sering dilupakan oleh banyak orang, padahal orang itu sangatlah berharga dalam kehidupan kita. Ya, sosok itu adalah ibu. Kita tahu bahwa kita bisa melihat dunia ini karena pada dasarnya kita dilahirkan ke dunia ini dilahirkan oleh seorang ibu. Pernahkah kita membayangkan ketika ibu kita sedang mengandung anaknya? Kondisi perut yang semakin membesar karena ada calon anaknya, dan bisa kita bayangkan betapa tidak nyamannya menjadi seorang ibu. Kemana-mana harus membawa dan menjaga anak yang sedang dikandungnya. Bahkan ketika tidur, sang ibu pun tak bisa seenaknya membalikkan badannya karena ada calon anak dalam kandungannya. Kemudian lihat pengorbanan seorang ibu, bagaimana ia memberikan semua waktunya untuk seoran anak yang ada didalam kandungannya. Pernahkah kita membayangkan itu semua? Terus coba tengok ketika usia kandungan ibu sudah mendekati 9 bulan, rasa sakit dalam terus ia rasakan dalam perutnya karena sebentar lagi anaknya yang merupakan generasi penerusnya sebentar lagi akna lahir ke dunia. Tapi ibu tidak pernah mengeluh atas apa yang ia rasakan.

Kemudian setelah tibanya waktu kelahiran ibu pun melahirkan aku sebagai anaknya ke dunia ini. Kita bisa bayangkan bagaimana penderitaan seorang ibu ketika proses kelahiran sedang berlangsung, sungguh sangat menyakitkan bukan. Seorang ibu tak pernah memikirkan nyawanya, yang paling penting adalah keselamatan anaknya. Bahkan jika seorang ibu meninggal pada saat waktu itu, ia dijamin akan masuk surga. Tapi ibuku tetap berjuang untuk melahirkan aku ke dunia ini meskipun dengan berbagai resiko yang akan menghadang. Dan syukurnya aku pun dapat terlahir ke dunia ini dengan selamat. Betapa bahagianya hati seorang ibu ketika itu, ia seperti mendapatkan nikmat yang sangat besar, ibuku bisa menatap wajahku, dan menggendong anaknya. Mungkin ketika proses kelahiran tak sedikit ada ibu ataupun anaknya yang meninggal, sehingga ketika itu ibuku sangat bersyukur atas keselamatan aku sebagai anaknya . Kemudian ketika itu ayahku melantunkan suara adzan ke dekat telingaku. Sungguh tak terbayangkan bukan betapa bahagianya kedua orang tuaku. Apalagi ketika ibu melihat aku menangis, ibu terlihat sangat bahagia sekali. Sehingga kita sebagai seorang anak hendaknya bisa meneladani ibu kita karena kita bisa membayangkan bagaimana perjuangan dan pegorbanan ibu kita dalam melahirkan anaknya ke dunia ini.

Dan ketika aku masih bayi, ibuku dengan senang hati selalu menggendongku kemana pun ia pergi. Ketika akau sering merepotkan ibu, selalu minta disusui, kadang-kadang mengencinginya, ibu tak pernah sedikitpun memarahi aku. Mungkin dalam diri seorang ibu mengalir sifat-sifat ketuhanan yakni sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita patut bersyukur diberikan seorang ibu yang sangat menyayangi kita. Tak sedikit anak-anak di dunia ini yang sudah tidak mempunyai ibu karena ibunya meninggal saat melahirkan anaknya tersebut.

Ibu merupakan sosok sentral dalam kehidupan kita. Kita bisa tahu akan dunia ini karena bimbingan seorang ibu, segala pengetahuan yang ibu miliki selalu dicurahkan kepada kita sebagai anaknya. Ketika aku mulai diajarkan untuk bisa berjalan oleh ibuku, sungguh sangat menyenangkan. Aku mulai untuk dipapahnya dan kemduian aku pun mulai bisa berjalan secara perlahan-lahan. Ibuku sangat senang ketika melihat aku secara perlahan-lahan mulai bisa berjalan. Mungkin dalam pikiran ibuku, tak sia-sia ia mengajarkan cara berjalan kepada aku selama ini.

Kemudian ibuku sering berkomunikasi dengan aku menggunakan bahsa yang biasa ia gunakan dalam percakapan sehari-hari, dan aku pun mulai sedikit-sedikit menuruti ucapan ibuku. Ketika itu, ibuku tersenyum melihat aku mengucapkan kata-kata yang kurang begitu jelas. Seiring dengan bertambahnya usiaku, aku pun bisa mengucapkan kata-kata yang ibu ajarkan kepadaku walaupun masih dengan pengucapan yang terbata-bata. Akhirnya ketika aku menginjak usia balita aku bisa berkomunikasi dengan orang-orang sekitar dengan lumayan lancar.

Dan hingga sampainya ketika aku masuk ke jenjang sekolah, aku pun dimasukkan oleh ibuku ke sebuah Taman Kanak-kanak di dekat rumahku. Ibuku selalu mengantarkan aku setiap aku pergi ke Taman Kanak-kanak. Dan setiap hari ibuku selalu membimbingku agar bisa belajar dengan baik di Taman Kanak-kanak dekat rumahku. Hingga sampai 1 tahun aku belajar di Taman kanak-kanak itu, aku pun belajar mengenai banyak hal dan aku pun akhirnya kelura dari kanak-kanak itu.

Awalnya ibuku akan memasukkan aku ke Sekolah Dasar, tetapi alhamdulilah pada waktu itu kondisi ekonomi keluargaku sedang sangat baik. Dan akhirnya aku pun malah dimasukkan lagi ke salah satu Taman Kanak-kanak yang cukup favorit di kota tempat aku tinggal. Ibuku pun tak pernah lelah terus mengantarku ke Taman Kanak-kanak tersebut meskipun jaraknya cukup jauh. Aku pun begitu senang ketika aku bisa pulang bersama-sama ibuku, seolah-olah rasa cape setelah aku belajar seakan hilang begitu saja. Alhamdulilah, aku pun dapat menyelesaikan pembelajaranku di Taman Kanak-kanak tersebut selama 1 tahun. Dan jika dihitung-hitung aku berada di taman Kanak-kanak selama 2 tahun.

Kemudian ibuku pun menyekolahkan aku ke sekolah dasar. Dan saat itu aku mengikuti ujian tes masuk sekolah dasar tersebut. Tapi sayangnya, aku tidak diterima oleh sekolah tersebut karena memang sekolah tersebut adalah sekolah yang cukup favorit di kotaku. Ibuku pun menangis melihat anaknya tak diterima di sekolah tersebut. Tapi dengan bijaksana ibuku mengatakan kepadaku, “anakku,ayo kita coba sekali lagi datang ke sekolah itu”. Akhirnya ibu bersama aku pun pergi ke sekolah itu dan ibuku membicarakan perihal tidak diterimanya aku kepada kepala sekolah SD tersebut. Dan ajaibnya, aku malah jadi diterima di sekolah tersebut. Ibuku mengatakan bahwa aku dapat diterima di sekolah tersebut karena ibu berjanji akan sepenuhnya bertanggung jawab terhadap perkembangan aku. Aku pun begitu terharu melihat jerih payah ibu hanya untuk menyekolahkan akau di sekolah yang lumayan favorit. Akhirnya aku pun bersekolah disana dan ibuku terus memberikan motivasi kepadaku supaya aku bias berprestasi di sekolah tersebut. Dan alhamdulilah, ketika aku menginjak kelas 4 SD aku berhasil menjadi juara lomaba English Speech Contest. Ibuku pun sangat bahagia sekali karena aku mampu menjuarai lomaba tersebut. Dengan ini, ibuku bias membuktikan bahawa aku memang layak di sekolah tersebut.

Waktu pun terus berjalan sampai akhirnya aku pun masuk ke jenjang Sekolah Menengah Pertama. Aku pun melalui hari-hariku di SMP dengan cepat. Sampai akhirnya pada saat kelas 2 SMP, perusahaan orangtuaku bangkrut. Yang semula aku mempunyai rumah yang besar, kini aku tinggal di rumah yang sangat sederhana. Ibuku pun sempat shock karena kejadian ini. Tapi ketika itu, aku sangat terharu karena ibuku mengatakan, ”Nak, mungkin Tuhan sengaja memberikan cobaan ini supaya nanti kamu yang akan membawa perubahan bagi keluargamu ini”. Pada waktu itu, air mataku tak kuasa terbendung sehingga aku pun menangis tersedu-sedu. Betapa bijaksananya sikap seorang ibu, ia tidak melihat suatu masalah hanya dari satu sudut pandang saja melainkan dari berbagai sudut pandang. Aku pun sadar bahwa aku yang akan membawa perubahan bagi keluargaku ini.

Tak terasa aku pun sudah mulai mendekati jenjang Sekolah Menengah Atas, aku pun bersiap untuk memilih sekolah yang favorit di kotaku. Tapi ketika itu ada suatu sekolah yang menawarkan program beasiswa bagi siswa baru. Aku berpikir bahwa ini adalah kesempatan untuk meringankan beaban orang tuaku. Aku pun menceritakan hal ini kepada ibuku. Dan ibuku berkata,”Nak, kalau kau memang berniat begitu lakukanlah dengan sepenuh hati”. Aku pun tersentak mendenagr ucapan ibuku tadi. Aku pun semakin bersemangat untuk mendapatkan peluang beasiswa tersebut. Dan alhamdulilah, aku pun diterima di sekolah tersebut dengan diberi beasiswa. Sungguh sangat senang hatiku ketika itu. Tetapi dari itu semua, sesungguhnya ada sosok yang sangat berarti dalam hidupku yakni ibu. Betapa tidak, ibuku yang membesarkan aku dari kecil sampai dewasa seperti sekarang ini. Sepertinya sifat-sifat ketuhanan sudah melekat dalam diri seorang ibu, ibu adalah sosok yang sangat berjasa dalam hidupku. Jasa-jasa seorang ibu tak akan pernah terbalas sampai kapanpun. Ibu, aku akan selalu menyayangimu sampai kapanpun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Asal Tasik, Jadi Duta Indonesia ke Amerika

Mahasiswa IDEAL: Disiplin, Solutif, Prestatif, dan Komunikatif